Kamis, 05 Desember 2013

contoh proposal skripsi

STRATEGI KH. MUHAMMAD KHAIRUDDIN DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ISLAM DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA SUKONOLO BULULAWANG MALANG

A.  Latar Belakang Masalah
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia telah menunjukkan kemampuannya dalam mencetak kader – kader ulama dan telah berjasa turut mencerdaskan masyarakat Indonesia.
Pesantren adalah sebuah komplek dengan lokasi yang umumnya terpisah dari kehidupan sekitarnya. Dalam komplek ini berdiri beberapa buah bangunan: rumah kediaman pengasuh, sebuah surau atau masjid: tempat pengajian diberikan (bahasa Arab, Madrasah yang juga sering mengandung konotasi Sekolah), dan Asrama tempat tinggal para siswa pesantren.[1]
Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar dengan sistem asrama (kampus). Di mana santri – santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari leadership seorang atau beberapa orang dengan ciri – ciri khas yang bersifat  independen dalam segala hal.[2]
Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa pada prinsipnya yang dimaksud dengan pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan yang bernafaskan Islam di mana di dalamnya mengandung komponen – komponen: kiai sebagai pengasuh sekaligus berperan sebagai pendidik, surau sauatu masjid sebagai saran peribadahan dan sekaligus berfungsi sebagai tempat pendidikan, santri sebagai peserta didik, asrama tempat tinggal para santri yang sekaligus menetap dalam pondok tersebut.
Keberadaan pesantren beserta perangkatnya adalah sebagai lembaga pendidikan dan dakwah serta lembaga kemasyarakatan yang telah memberi warna daerah pedesaan. Ia tumbuh dan berkembang bersama warga masyarakat sejak berabad – abad yang lalu. Oleh karena itu, tidak hanya secara kultur lembaga ini dapat diterima, tapi bahkan telah ikut serta membentuk dan memberikan corak serta nilai kehidupan kepada masyarakat yang senantiasa tumbuh dan berkembang.
Pesantren dapat disebut sebagai lembaga non formal, karena eksistensinya berada dalam jalur sistem pendidikan kemasyarakatan. Ia memili program pendidikan yang disusun sendiri dan pada umumnya bebas dari ketentuan yang bersifat formal.
Pembangunan suatu pesantren amat tergantung pada daya tarik tokoh sentral ( kiai ) yang memimpin, meneruskan dan mewarisinya.
Keberadaan seorang kiai sebagai pemimpin pesantren, ditinjau dari tugas dan fungsinya dapat dipandang sebagai fenomena kepemimpinan yang unik. Dikatakan unik seorang kiai sebagai pemimpin sebuah lembaga pendidikan Islam tidak sekedar bertugas menyusun kurikulum, membuat peraturan tata tertib,merancang sistem evaluasi, sekaligus melaksanakan proses belajar mengajar yang berkaitan dengan ilmu – ilmu agama di lembaga yang diasuhnya, melainkan bertugas pula sebagai pembina dan pendidik umat serta menjadi pemimpin suatu komunitas masyarakat.
Kiai sebagai pemimpin pondok pesantren yang langsung terjun di masyarakat, di samping merupakan sistem paling essensial memiliki tugas dan tanggung jawab yang amat besar dalam menjalankan kepemimpinannya terhadap perkembangan pondok pesantren yang dipimpinnya. Ia bukan sekedar menempatkan dirinya sebagai pengajar dan pendidik santri – santrinya, melainkan juga aktif memecahkan masalah – masalah krusial yang dihadapi masyarakat. Ia memimpin kaum santri, memberikan bimbingan dan tuntunan kepada mereka yang sedang gelisah, menggerakkan pembangunan, memberikan ketetapan hukum tentang berbagai masalah aktual, bahkan tidak jarang Ia bertindak sebagai tabib dalam mengobati berbagai penyakit yang diderita orang yang memohon bantuannya.[3] Akhirnya pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang paling otonomyang tidak bisa di intervensi pihak – pihak luar kecuali atas izin kiai.[4]
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis merasakan adanya dorongan yang kuat untuk mengangkat permasalahan yang terkait dengan strategi seorang Kiai didalam mengembangkan mutu pendidikan Islam di Pesantren yang dibinanya.
Penulis mengambil penelitian di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukonolo Bululawang karena beberapa keunikan antara lain:
1.    Pondok pesantren ini strategis karena terletak di Sukonolo yang menjadi jalan pintas dari Bululawang menuju Kepanjen, sehingga mudah memondokkan anak dan mengirim anak.
2.    Pondok Pesantren ini adalah pondok kecil. Tapi, mengenai pembelajaran sangat ditekankan terutama masalah akhlakul karimah dan respon masyarakat sangat baik terhadap Pondok ini.
Berdasarkan keunikan keunikan di atas penulis terinspirasi untuk mengkaji dan mengangkat judul Strategi K.H. Muhammad Khairuddin Dalam Mengembangkan Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukonolo Bululawang Malang.

B.  Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian antara adalah srategi K.H. Muhammad Khairuddin dalam meningkatkan pendidikan Islam di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukonolo, faktor – faktor penghambat, pendukung dan solusinya.

C.  Fokus Masalah
Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah, agar permasalahan yang diteliti lebih fokus, maka penelitian ini hanya difokuskan pada permasalahan sebagai berikut:
1.    Bagaimana strategi K.H. Muhammad Khairuddin dalam meningkatkan Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukonolo?
2.    Bagaimana faktor – faktor penghambat dan pendukung K.H. Muhammad Khairuddin dalam meningkatkan pendidikan Islam di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukonolo?
3.    Bagaimana solusi K.H. Muahammad Khairuddin dalam megatasi hambatan?

D.  Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1.    Untuk mengetahui strategi K.H. Muhammad Khairuddin dalam meningkatkan pendidikan Islam di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukonolo.
2.    Untuk mengetahui faktor – faktor penghambat dan pendukung K.H. Muhammad Khairuddin dalam meningkatkan pendidikan Islam di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukonolo.
3.    Untuk mengetahui solusi K.H. Muahammad Khairuddin dalam megatasi hambatan.

E.  Kegunaan Penelitian
Pembahasan ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1.    Secara teoritis.
Diharapkan bermanfaat sebagai sumbangan terhadap khasanah keilmuan yaitu perkembangan ilmu seluruh pendidikan Islam terutama perkembangan pendidikan di pondok pesantren secara umum.

2.    Secara praktis.
a.    Bagi mahasiswa bisa memperoleh dan memadukan teori – teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan kondisi yang ada di lembaga atau masyarakat, serta mengetahui praktek kepemimpinan pondok pesantren sehinggga menghasilkan orang – orang yang berhasil terutama di bidang agama.
b.    Bagi pondok pesantren dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam rangka mengatasi masalah yang dihadapi sekaligus sebagai wacana atau konsep baru dan menuju masa depan yang lebih maju.
c.    Bagi almamater bisa menjadi referensi bahan bacaan skripsi dan juga sebagai konsep awal rangka mengembangkan wawasan keilmuan pada masa yang akan datang.

F.   Penegasan Istilah
Untuk mempermudah pemahaman dan menhindari kesalahpahaman, maka perlu adanya penegasan istilah. Penegasan ini berkaitan beberapa pengertian sebagai berikut:
1.    Strategi disini adalah cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.
2.    Pengembangan pendidikan Islam adalah memberdayakan hukum Islam di masyarakat.
3.    Pondok pesantren adalah sebuah komplek yang umumnya terpisah dengan kehidupan sekitar.[5]

G. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dan pokok, karena dengan metode yang baik dan sesuai akan memungkinkan tercapainya tujuan penelitian.
       Disamping itu, metode juga merupakan suatu yang menerangkan cara – cara untuk mengadakan penelitian. Metode penelitian adalah suatu usaha untukmenemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dan dilakukan dengan meggunakan metode – metode ilmiah.

1.    Jenis Penelitian.
Penelitian (  research ) adalah merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka memecahkan suatu masalah.[6]
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas , maka jenis penelitian penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, karena peneliti menggambarkan atau melukiskan secara sitematis, faktual dan aktual mengenai fakta atau kejadian – kejadian terhadap kelompok manusia.
Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu gejala / suatu masyarakat tertentu. Dalam penelitian deskriptif bias harus diperkecil dan tingkat keyakinan harus maksimal.

2.    Kehadiran Peneliti.
Kedudukan seorang peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, analisis, pelaksana pengumpulan data dan penafsir pelapor hasil penelitian. Dalam hal ini, peneliti sebagai instrumen sekaligus pengumpul data.[7]
Penelitian tentang Strategi KH. Muhammad Khairuddin Dalam Meningkatkan Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Nurul Huda ini, penulis secara langsung hadir untuk mendapatkan data – data yang diperlukan, baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan obyek yang diteliti. Penulis terus - menerus menggali data dalam keadaan yang tepat dan sesuai dengan kesempatan para informan.

3.    Lokasi Penelitian.
Adapun lokasi penelitian ini adalah Pondok Pesantren Nurul Huda  Jl. Raya Pabrian RT. 14 RW. 03 Telp: 081333904007 desa Sukonolo Bululawang Malang.[8]

4.      Sumber Data.
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data tersebut responden, yaitu orang – orang yang merespon atau menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis atau lisan dan apabbila peneliti menggunakan tekhnik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu, sertabapabila peneliti menggunakan observasi, maka dokumentasi atau catatanlah yang menjadi sumber data. Sedang isi catatan sebagai subyek penelitian atau variabel penelitian.[9]
Untuk menentukan sumber data dari kalangan siswa maupun guru, penulis menggunakan tekhnik purposive sampling atau sampel bertujuan yaitu mengambil subyek bukan berdasarkan atas strata, random atau daerah tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu.[10]
Sumber data dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
a.    Sumber data primer yaitu sumber data dimana peneliti memperoleh data secara langsung, dan yang menjadi data disini antara lain: pengasuh Pondok Pesantren, ustadz, pengurus, dan santri Podok Pesantren Nurul Huda.
b.    Sumber data sekunder yaitu sumber dimana penelliti memperoleh data secara tidak langsung, data diperoleh dari data yang mempunyai hubungan dengan masalah yang diteliti atau sumber data pelengkap yang berfungsi melengkapi data – data primer, antara lain berupa kitab – kitab yang berkaitan dengan penelitian.

5.    Metode Pengumpulan Data.
Metode – metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a.    Metode obsevasi partisipan.
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala – gejala yang dihadapi, baik  pengamatan dilaksanakan dalam situsi sebenarnya maupun dilakukan situasi kegiatan yang khusus diadakan.[11]
Metode observasi partisipan adalah sebagai suatu cara mengumpulkan data melalui pengamatan indrawi, dengan melakukan pencatatan terhadap gejala – gejala yang terjadi pada objek penelitian serta peneliti ikut aktif berpartisipasi pada aktifitas yang sedang diamati.[12]
Observasi atau pengamatan sering dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia atau keadaan, kondisi, dan situasi lainnya. Pengamatan bisa dilakukan terhadap orang, keadaan tertentu, kondisi tertentu, kegiatan – kegiatan tertentu, proses tertentu, dan sebagainya.
Dengan mengadakan observasi secara langsung yang harus diobservasi setidaknya ada tiga elemen meliputi:
1).   Lokasi atau fisik tempat suatu situasi sosial itu berlangsung.
2). Manusia – manusia pelaku atau posisi tertentu dan memainkan peranan – peranan tertentu; dan
3). Kegiatan atau aktifitas para pelaku pada lokasi atau tempat berlangsungnya suatu situasi sosial.[13]
Metode ini digunakan untuk mempermudah penulis dalam mengenal lebih dekat mengenai objek yang akan diselidiki melalui pengamatan langsung tentang:
1).   Situasi dan kondisi Pondok Pesantren Nurul Huda.
2).    Sarana prasarana pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Huda.
3).    Kegiatan belajar mengajar.

b.    Metode Wawancara Mendalam (in-depth interview).
Metode interview atau wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab antara penanya yang disebut pewawancara dengan penjawab yang disebut responden atau informan.[14]
Jadi, metode interview adalah suatu percakapan yang diarahkan pada masalah tertentu dan ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap – hadapan secara fisik.
Wawancara mendalam adalah tanya jawab kepada informan secara alamiah, tak berstruktur dan mendalam.
Metode ini untuk mencari data tentang informasi biografi K.H. Muhammad Khairuddin, strategi yang ditempuh K.H. Muhammad Khairuddin, serta solusi mengatasi hambatan yang dihadapinya.
Adapun key informan dalam in-depth interview antara lain:
1). K.H. Muhammad Khairuddin tentang strategi yang diaplikasikan hambatan serta faktor pendukung dalam meningkatkan perkembangan pendidikan Islam.
2). Ahmad Husain selaku pungurus pondok pesantren Nurul Huda memperoleh data tentang keadaan dan perkembangan Pondok Pesantren.
3). Choirul Anam selaku ustadz di Pondok Pesantren. Data yang diperoleh perkembangan Pondok pesantren Nurul Huda Sukonolo.
4).  M. Nizar selaku teman terdekat K.H Muhammad Khairuddin. Data yang diperoleh adalah strategi K.H. Muhammad Khairuddin, hambatan serta faktor pendukung dalam meningkatkan pendidikan Islam di Pondok Pesantren Nurul Huda.
5). M. Fadli selaku humas. Data yang diperoleh adalah eksistensi dan respon masyarakat terhadap Pondok Pesantren Nurul Huda.
c.    Metode Dokumentasi.
Metode ini adalah suatu cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara menganalisis data – data tertulis dalam dokumen – dokumen seperti catatan harian, transkip, surat kabar, buku, dan media cetak lainnya.[15]
Jadi, metode dokumenter adalah suatu penyelidikan yang ditujukan pada penguraian dan penjelasan apa yang telah lalu melalui sumber – sumber dokumenter.
Metode ini penulis gunakan untuk mencari data tentang perkembangan pondok pesantren Nurul Huda.

d.   Metode Analisis Data.
Metode analisis data dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif yang terdiri dari tiga kegiatan. Yaitu pengumpulan data dan sekaligus reduksi data, penyajian dan pemeriksaan kesimpulan.
Dalam penelitian ini, data berwujud kalimat yang dinyatakan dalam bentuk narasi bersifat deskriptif mengenai situasi kegiatan pernyataan dan perilaku yang telah dikumpulkan dalam catatan lapangan dan transkip wawancara.
1). Reduksi Data (Data Reduktion).
Reduksi data adalah menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilah – pilah untuk mendapatkan keabsahan data.[16]
2). Penyajian Data (data display).
Penyajian data adalah proses penusunan informasi yang komplek dalam bentuk sistematis sehingga menjadi sederhana, selektif serta dapat dipahami maknanya.

3). Penarikan Kesimpulan (conclusing drawing).
Penarikan kesimpulan adalah langkah akhir setelah melalui proses analisis data, baik dalam pengumpulan data maupun sebelumnya agar makna yang muncul data diuji kebenaran, kekuatan dan kecocokan yang merupakan validitas data.[17]

6. Tekhnik Pemeriksaan Keabsahan Data.
Agar data yang kita kumpukan benar maka diperlukan metode untuk mengetahui data itu benar atau salah yaitu :

a.    Perpanjangan Keikutsertaan.
Perpanjangan keikutsertaan adalah peneliti tinggal dilapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data.[18] Jadi, peneliti dalam hal ini ikut berpartisipasi di lokasi yang diteleti guna mendapatkan data yang akurat.

b.    Ketekunan Pengamatan.
Ketekunanan pengamatan adalah mencari secara konsiten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentative.[19] Dalam  penelitian ini, peneliti melakukan penelitian berulang – ulang dalam rangka mendapatkan data yang spektakuler.

c.    Triangulasi.
Triangulasi adalah tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.[20]

Triangulasi yang dipakai peneliti antara lain:
1). Triangulasi data, yaitu dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, data hasil wawancara dengan dokumentas idan data hasil pengamatan dengan dokumentasi. Hasil perbandingan ini diharapkan dapat menyatukan persepsi atas data yang diperoleh.
2). Triangulasi metode, yaitu dengan cara mencari data lain tentang sebuah fenomena yang diperoleh dengan menggunakan metode yang berbeda yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode ini dibandingkan dan disimpulkan sehingga memperoleh data yang bisa dipercaya.
3). Triangulasi sumber, yaitu dengan cara membandingkan kebenaran suatu fenomena berdasarkan data yang diperoleh peneliti, baik dilihat dari dimensi waktu maupun sumber yang lain.

d.   Pengecekan  Teman Sejawat.
  Pengecekan sejawat adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan – rekan sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan.[21]
                                                                                                    






DAFTAR RUJUKAN SEMENTARA



Arifin, M, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Jakarta: Bina Aksara, 1991.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Putra, 2006.
Azwar, Saifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Faisal, Sanapiah, Penelitian Kualitatif Dasar – dasar dan Aplikasinya, Malang : Cet. I Y3A, 1990.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajahmada, 1987.
Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta : Pustaka Pelajar, 2001.
Mastuhu, Memperdayakan Sistem Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1999.
Munif, Hasyim, Pondok Pesantren Berjuang, Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Moloeng, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, P.T Remaja Rosda Karya, Bandung: 2005.
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik-kualitatif, Bandung : Tarsito, 1998.
Nazir, Moh, Metode Penelitian, Bogor : Glalia Indonesia, 2005.
Qomar, Mujamil, Pesantren dan Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Insitusi, Jakarta: Erlangga, 2005.
Rahardjo, M. Dawam, Pembaharuan dan Pesantren. Jakarta: LP3ES, 1988. Sitorus, M, Berkenalan dengan Sisiologi, Jakarta: Erlangga, 2000.
Surahman, Winarno, Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, Bandung : Tarsito, 1972.




[1]M. Dawam Rahardjo, Pembaharuan dan Pesantren, (Jakarta : LP3ES, 1988), h. 40.
[2] M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, (Jakarta : Bumi Akasara, 1991), h. 240.
[3] Mujamil Qomar, Pesantren dan Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Insitusi, (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 28-29.
[4] Mastuhu, Memperdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), h. 256.
[5] Moh. Hasyim Munif, Pondok Pesantren Berjuang, (Surabaya: Sinar Wijaya, 1992), h. 6.
[6] Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001),  h. 1.
[7] Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosda Karya, 2002), h. 3.
[8] Observasi dengan mengunjungi Pesantren  pada tanggal 02 januari 2013.
Hasil Wawancara dengan KH. Muhammad Khairuddin di Pondok Pesantren Nurul Huda pada tanggal 02 januari 2013.
Dokumentasi melalui kalender pada tanggal 02 januari 2013.

[9] Suharsimi Arikunto, Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Putra, 2006), h. 155.
[10] Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta : Pustaka Pelajar, 2001), h. 91.
[11] Winarno Surahman, Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, (Bandung : Tarsito,1972), h. 135.
[12] M. Sitorus, Berkenalan dengan Sisiologi, (Jakarta : Erlangga,  2000), h. 97.
[13] Sanapiah Faisal, Penelitian Kualitatif Dasar – Dasar dan Aplikasinya, (Malang : Cet. I. Y3A, 1990), h. 77.
[14] Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor : Glalia Indonesia, 2005), h. 193.
[15]Sutrisno Hadi, Metodologi research, (Jakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajahmada), h. 204.
[16]Moloeng, Metodologi Penelitian...,  h. 170.                                                                                  
[17] Ibid, h.177-178.
[18] Ibid, h. 327.
[19] Ibid, h. 329.
[20] Nasution, metode penelitian Naturalistik-kualitatif, (Bandung : Tarsito, 1998), h. 129.
[21] Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif..., h. 334.

Tidak ada komentar: